Selasa, 04 Desember 2012


Daftar lagu daerah Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berikut ini adalah daftar lagu daerah di Indonesia

NoNama LaguAsal Daerah
1Ambon ManiseMaluku
2Ammac CiangSulawesi Selatan
3Ampar-Ampar PisangKalimantan Selatan
4Anak DaroSumatera Barat
5Anak Kambing SayaNusa Tenggara Timur
6Anak KukangSulawesi Selatan
7Angin MamiriSulawesi Selatan
8Anju AhuSumatera Utara
9ApusePapua
10Ati RajaSulawesi Selatan
11Ayam Den LapehSumatera Barat
12Ayo MamaMaluku
13BadindinSumatera Barat
14Bajing LuncatJawa Barat
15Bapak PucungJawa Tengah
16Barek SolokSumatera Barat
17BatanghariJambi
18Batti'battiSulawesi Selatan
19Binde BiluhutaGorontalo
20BoleleboNusa Tenggara Timur
21Bubuy BulanJawa Barat
22Buka PintuMaluku
23Bungong JeumpaAceh
24Burung KakatuaMaluku
25Burung TantinaMaluku
26ButetSumatera Utara
27Cik-Cik PeriukKalimantan Barat
28Cangget AgungLampung
28Cikala Le PongpongSumatera Utara
29Cing CangkelingJawa Barat
30Cublak-cublak SuwengJawa Timur
31Cuk Mak IlangSumatera Selatan
32Dabu-DabuGorontalo
33Dago Inang SargeSumatera Utara
34Dayung PalinggamSumatera Barat
35Dayung SampanBanten
36Dek SangkeSumatera Selatan
37DesakuNusa Tenggara Timur
38Dewa AyuBali
39Dodoi Si DodoiJambi
40Es LilinJawa Barat
41Esa MokanSulawesi Utara
42Gadis TarunaSulawesi Utara
43Gai BintangJawa Timur
44Gambang SulingJawa Tengah
45Ganrang PakarenaSulawesi Selatan
46Gek KepriyeJawa Tengah
47Gelang Sipaku GelangSumatera Barat
48Goro-Goro NeMaluku
49Gundul PaculJawa Tengah
50Gunung SalahatuMaluku
51Halo Halo BandungJawa Barat
52Hela RotanMaluku
53Helele U Ala De TeangNusa Tenggara Barat
54HuhateeMaluku
55Ilir-IlirJawa Tengah
56Indung-IndungKalimantan Timur
57Injit-Injit SemutJambi
58IbuBanten
59Jali-JaliJakarta
60JamuranJawa Tengah
61JarananJawa Tengah
62JangerBali
63Jereh Bu GuruBanten
64Ka Parak TinggaSumatera Barat
65Kabile-BileSumatera Selatan
66KalayarKalimantan Tengah
67Kambanglah BungoSumatera Barat
68Kampuang Nan Jauh Di MatoSumatera Barat
69Kaparak TinggaSumatera Barat
70Kembang MalatheJawa Timur
71Keraban SapeJawa Timur
72Keroncong KemayoranJakarta
73KetaboSumatera Utara
74Kicir-KicirJakarta
75Kole-KoleMaluku
76Kutang BarendoRiau
77Lah Laruik SanjoSumatera Barat
78Lalan BelekBengkulu
79Lancang KuningRiau
80Leleng Mah Hupaima ImaSumatera Utara
81Lembah AlasAceh
82Lembe-lembeMaluku
83Lenggang KangkongJakarta
84Lerang WutunNusa Tenggara Timur
85Lipang LipandangLampung
86LisoiSumatera Utara
87Ma RencongSulawesi Selatan
88Macepet CepetanBali
89Madekdek MagambiriSumatera Utara
90Mak InangSumatera Barat
91Malam BaikoSumatera Barat
92Mande-mandeMaluku
93Manuk DadaliJawa Barat
94Marencong-rencongSulawesi selatan
95Mariam TomongSumatera Utara
96MejangeranBali
97Meyong-MeyongBali
98MoreeNusa Tenggara Barat
99Naik-Naik Ke Puncak GunungMaluku
100NaluyaKalimantan Tengah
101Nasonang Dohita NaduaSumatera Utara
102Neng GeulisJawa Barat
103NenunJawa Barat
104Ngusak AsikBali
105Nona Manis Siapa Yang PunyaMaluku
106O Ina Ni KekeSulawesi Utara
107Ole olangJawa Timur (Madura)
108Ondel OndelJakarta
109O Nina NoiNusa Tenggara Timur
110O UlateMaluku
111Ole SiohMaluku
112OrereNusa Tenggara Timur
113Orlen-orlenNusa Tenggara Barat
114O'pioSumatera Utara
115Ocu MaantauRiau
116Pai Mura RameNusa Tenggara Barat
117Palu Lempong PopiKalimantan Tengah
118PakarenaSulawesi Selatan
119Paku GelangSumatera Barat
120Panon HideungJawa Barat
121Paris BarantaiKalimantan Selatan
122Peia Tawa-TawaSulawesi Tenggara
123PepeplingJawa Barat
124Peuyeum BandungJawa Barat
125PileuleuyanJawa Barat
126Pinang MudaJambi
127Piso SuritSumatera Utara
128Pitik TukungYogyakarta
129Potong Bebek AngsaNusa Tenggara Timur
130Puteri AyuBali
131RambadiaSumatera Utara
132Rang TaluSumatera Barat
133Rasa SayangeMaluku
134Ratu AnomBali
135RonggengJakarta
136SajojoPapua
137SansaroSumatera Barat
138Sapu Nyere Pegat SimpaiJawa Barat
139Saputangan Bapuncu AmpatKalimantan Selatan
140SarinandeMaluku
141SauleMaluku
142Say Selamat MasinegarSumatera Utara
143Sayang KeneMaluku
144Selendang MayangJambi
145Sengko-sengkoSumatera Utara
146Seringgit Dua KupangSumatera Barat
147Si PatokaanSulawesi Utara
148SigulepongSumatera Utara
149Sinanggar TuloSumatera Utara
150Sing Sing SoSumatera Utara
151SinomYogyakarta
152Sirih KuningJakarta
153Sitara TilloSulawesi Utara
154Sik sik BatumanikamBatak
155SoleramRiau
156Sory Ya KatullaSumatera Utara
157Sudah BerlayarMaluku
158Sungai SuciBengkulu
159SurilangJakarta
160Suwe Ora JamuYogyakarta
161TahanusangkaraSulawesi Utara
162Tak Tong-TongSumatera Barat
163Tan MahurangSulawesi Utara
164Tana WolioSulawesi Tenggara
165TanaseMaluku
166Tanduk MajengJawa Timur
167Tari BaliBali
168Tari PayungSumatera Barat
169Tari TanggaiSumatera Selatan
170Tarutung Na UliSumatera Utara (Tapanuli Utara)
171Te Kate DipanahYogyakarta
172Tebe OnanaNusa Tenggara Barat
173Timang-Timang Anakku SayangJambi
174TokecangJawa Barat
175Tondok KadadingkuSulawesi Tengah
176Tope GuguSulawesi Tengah
177Tumpi WayuKalimantan Tengah
178Tutu KodaNusa Tenggara Barat
179Tong SarakahBanten
180Umang-umangBengkulu
181Waktu Hujan Sore-soreMaluku
182Warung PojokJawa Barat
183Yamko Rambe YamkoPapua
184Zapin Laksmana Raja di LautRiau
185Zapin Pantai SolopRiau
186Keroncong KemayoranJakarta

Minggu, 02 Desember 2012


Berikut ini adalah 10  Rahasia Sukses Orang-Orang Jepang :

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu


Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok


Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di duni